Kamis, Desember 01, 2011

Nasehat HOS Tjokroaminoto

Nasehat HOS Tjokroaminoto
oleh Arsh Starfy Firdausy pada 16 November 2011 jam 16:42
HOS Tjokroaminoto adalah peletak dasar pluralisme Indonesia pertama kali. Beliau adalah guru dari Soekarno, Musso, Alimin, Kartusuwiryo, Abikusno, KH Mas Mansyur dll. Dalam wawancaranya dengan Cindy Adams, Soekarno pernah berkata "Jika Tjokroaminoto masih hidup maka tak mungkin Soekarno menjadi Presiden, Tjokroaminoto lah yang akan menjadi presiden". Segala ajaran Tjokroaminoto begitu membekas pada Soekarno sehingga dia mengikuti gaya bicara, intonasi dan gerak tangan Tjokroaminoto ketika berpidato.

Belanda memberikan julukan Tjokroaminoto "Sang Raja tanpa Mahkota" hal ini merujuk keluasan pikiran dan pengaruh Tjokroaminoto dan bagaimana Tjokroaminoto paham benar mengakomodir semua paham dan perbedaan pandangan tentang bangsa Indonesia kedepan. Tjokroaminoto pula lah yang mendorong Soekarno mendirikan PNI karena menurut Tjokroaminoto Indonesia memerlukan partai Nasionalis yang islam dan Islamis yang berkebangsaan, dan keduanya harus bergandengan tangan melawan penjajah.


Berikut adalah petikan-petikan nasihat beliau dari berbagai sumber :

W. Wondoamiseno menceritakan bahwa marhum jang oetama memberi wejangan kepada sekalian kader-kadernya termasuk W Wondoamiseno sebagai berikut:

“Kalau kamu mau menjadi pemimpin rakyat yang sungguh-sungguh, lebih dahulu kamu harus cinta betul betul kepada rakyat, , korbankanlah jiwa raga dan tenagamu untuk membela kepentingan rakyat seperti membela dirimu sendiri, sebab kamu adalah satu bagian daripadanya. Dan cintailah kepada kebenaran dalam segala usahamu, tentu Allah akan menolong kamu. Jangan sombong dan jangan bercidera janji. Jangan membeda-bedakan bulu, barangsiapa datang kepadamu terimalah dengan baik dan hormat, meski fakir dan miskin sekalipun. Kalau kebetulan kamu tidur, bangunlah dengan hati yang ikhlas, jangan menyesal sekalipun yang datang tidak membawa rejeki bagimu. Percayalah Allah sifat murah dan kasih sayang pada hambanya. Tetapi…….. kalau kamu berhadapan dengan lawan , baik siapa dan dari bangsa apapun juga, harus kamu tunjukkan sikap sebagai satria yang gagah berani, janganlah sekali-kali suka merendahkan diri. Seorang pemimpin harus mempunyai rasa perasaan bahwa dirinya lebih tinggi dan lebih berharga derajatnya dalam pandangan rakyat dan juga dalam pandangan Allah. Percayalah ………….. Allah tidak akan sia siakan segala usahamu sebagai pemimpin rakyat, asal hatimu jujur dan ikhlas. Insya Allah pengaruh akan datang dengan sendirinya. Ilmu boleh kamu cari, tapi kepercayaan adalah tergantung atas kejujuran dan keichlasan hatimu sendiri. Kalau kamu berjanji tepatilah, jangan bercidera !”.

“Kalau kamu mau memburuh, maka sebaik baik majikan adalah Allah ta’ala”

“………………kalau ada orang Islam mendirikan sekolahan (madrasah) tinggi, pertengahan atau rendah, dengan cuma memberi pengajaran untuk kepandaian ‘aqal saja, tetapi di dalam hatinya anak-anak tidak ditanamkan benih kemerdekaan dan benih democratie, yang menjadi tanda kebesaran dan tanda perbedaannya Ummat Islam besar pada zaman dulu itu, dan di dalam hatinya anak-anak tidak pula ditanamkan benihnya keberanian yang luhur, keichlasan hati, kesetiaan dan kecintaan kepada barang yang benar, yang telah menjadi tabi’atnya pergaulan hidup Islam bersama pada zaman dulu, — dan murid-murid tidak juga diberinya pengajaran yang mendidik kebhatinan yang halus, keutamaan budi dan kebaikan perangai, yang dulu telah membikin orang arab penduduk lautan pasir menjadi bangsa tuan yang halus ‘adat lembaganya’ dan menjadi tukang menanam keadaban dan kesopanan, — dan juga di dalam hatinya murid-murid tidak ditanam bijinya penghidupan yang saleh dan sederhana, sebagai yang dulu sudah menjadikan mashur namanya ummat Islam, — sekolah-sekolah yang hanya memberi kepandaian yang “dingin”, “tidak hidup” dan akhrnya hanya menuntun kepada materialisme, sekolah-sekolah yang demikian itu bagi ummat Islam lebih baik tidak ada saja!”

"setinggi - tinggi ilmu, semurni-murni Tauhid, sepintar-pintar siasat"
Suka · · Berhenti Mengikuti Kiriman · Bagikan · Hapus