Kamis, Desember 29, 2011
Pemanfaatan Teknologi Sebagai Media untuk Melestarikan Budaya dan Nilai Luhur Bangsa Indonesia
Hal pertama yang saya pikirkan saat melihat tema diatas adalah teman kamar saya, namanya burhan, dia adalah salah seorang peserta OPSI 2011 di Jakarta kemarin, tentu bukan orangnya yang menginspirasi saya dalam menulis essai ini, tapi penelitiannya yang bahkan akan dia bawa dalam acara pemeran penelitian di Belanda 3 bulan lagi. Penelitian itu berjudul: “SAMAN DANCE REVOLUTION, sebuah game interaktif khas Indonesia” yaitu sebuah game dilengkapi sensor warna dari webcam sehingga player akan belajar sekaligus mempraktik Tari Saman khas Aceh di depan komputernya sendiri.
Hal tersebut adalah bentuk kongkrit melestarikan budaya melalui sebuah teknologi, karena melestarikan disini berarti kita mempraktekan kembali apa-apa yang telah diajarkan leluhur kita berupa budaya, tentunya dengan cara dan kreativitas kita sendiri melalui teknologi yang pesat berkembang saat ini, sehingga dampak buruk teknologi dapat dikurangi dengan menjaga budaya dan nilai luhur sebagai pengendali atas pemanfaatan teknologi tersebut agar menuju jalan yang benar.
Apa dampak Buruk Teknologi?
Bagaikan seorang manusia berjalan tanpa mata maka jalannya tidak akan sampai pada tujuan yang sebenarnya. Sebuah teknologi adalah sebuah kaki tersebut bagi manusia, tapi tanpa ada mata untuk melihat atau pemahaman akan tujuan teknologi, alih-alih teknologi digunakan untuk sesuatu yang bertentangan dengan nilai luhur dan akhirnya teknologi tidak sesuai pada tujuan yang sebenarnya, seperti contoh, pelajar mencontek melalui sms, merusak jaringan sebagai cracker, bersifat unsociable karena kecanduan blackberry, sehingga terisolasi oleh dunia mayanya sendiri dan lain sebagainya.
Bagi saya, menggabungkan Teknologi Maju dan Budaya Luhur sangat diwajibkan bagi para remaja dan Pemuda, Budaya adalah suatu cara hidup berkembang yang diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia (wikipedia.com), sehingga didalamnya terdapat berbagai macam cara memahami hidup dengan baik, oleh karenanya hal ini merupakan bentuk pelestarian sejak dini bagi anak cucu pada masa yang akan datang.
Maka mulailah saat ini untuk memanfaatkan teknologi sebagai sarana pembantu dalam hal-hal yang luhur dan juga tentunya mempertahankan budaya seni yang sangat banyak di Indonesia ini, karena semua telah terbukti jika kita tidak segera kreatif melestarikannya maka, Lagu Rasa Sayang-sayange dari Maluku, Lagu Injit-injit Semut dari Jambi, Lagu Kakak Tua dari Maluku, Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur, Tari Piring dari Sumatera Barat, Alat Musik Gamelan dari Jawa, Rendang dari Sumetera Barat, Motif Batik Parang dari Yogyakarta, telah diklaim oleh Pemerintah tatangga, yaitu Malaysia. Begitu juga Kopi Toraja dari Sulawesi Selatan yang telah dipatenkan oleh perusahaan Jepang serta Tempe makanan khas Indonesia yang diklaim oleh WN Jepang . Sangat miris sekali.
Pada dasarnya, sebuah Teknologi tidak dapat dipungkiri akan terus berkembang sampai dimana manusia merasa puas atas sebuah pencapain teknologi. tetapi sejarah menunjukan manusia tidak pernah merasa puas akan sebuah mencapaian iptek, Sehingga pesatnya perkembangan teknologi akan terus terjadi, coba bayangkan apa yang bakal terjadi 40 tahun kedepan wahai kawanku para pemuda? Maka, siapkah anda membuat bentuk kongkrit pemanfaatan teknologi sebagai pelestari nilai luhur? Tidak hanya berbicara dan terus membuat essai.
Arsh Starfy, 29 Desember 2011.
Langganan:
Postingan (Atom)